Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

[CERPEN] PERNAH MERANTAU

Gambar
                                                                      Usman Hermawan Kampungnya kini dijuluki sebagai kampung majelis taklim. Dengan percaya diri seorang ketua RT membubuhkan tulisan di gapura masuk kampungnya: Selamat Datang di Kampung Majelis Taklim . Dari malam Senin hingga malam Sabtu berlangsung pengajian majelis taklim kaum laki-laki. Malam Jumat pengajian berlangsung   di masjid jami, malam-malam lainnya bergiliran, di musala   dan rumah warga yang ada di empat wilayah RT. Pengajian kaum perempuan berlangsung setiap Kamis pagi di majelis taklim khusus. Suaranya tersiar nyaring   melalui pengeras suara, terdengar hingga ke kampung tetangga.   Malam Minggu dimanfaatkan sejumlah warga untuk kongko-kongko sambil ngopi di balai warga...

[cerpen] Penomena Cobek

Gambar
Usman Hermawan Semenjak ‘lulus’ dari penjara Tanah Tinggi karena membunuh orang, dia jadi gila. Tak jelas penyebab kegilaannya. Ada yang menduga akibat dia dikeroyok massa sebelum akhirnya dipenjarakan. Ada pula yang mengira akibat perlakuan tidak manusiawi saat dia di dalam penjara. Kini beberapa orang telah menjadi korban amuknya. Keluarganya yang susah tak sanggup membawanya ke rumah sakit jiwa. Karena kerap meresahkan warga, orang tuanya terpaksa memasungnya di sebuah gubuk di belakang rumah. Meski dalam pasungan dia tak bisa tinggal diam. Amukan dan teriakannya kerap mengundang orang untuk menyaksikannya. Sumpah serapah dan keinginan menghajar ditujukan kepada setiap orang yang menontonnya.   Kalau dia sedang mengamuk tak ada yang berani mendekat. Ekspresi kegalakannya menakutkan setiap orang, seperti ingin menghajar lawannya. Dia tak lagi punya kawan. Para preman pasar yang pernah menjadi anak buahnya tak seorang yang menjenguknya, bahkan saat dia menjalani masa...