Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

[Cerpen Usman Hermawan] Pelangi di Tengah Kota

Gambar
  Dalam tahun 1996, usai salat jumat. Sebagian jamaah telah meninggalkan area masjid jamik Baitusalam RSK Dokter Sitanala. Sebagian jamaah lainnya masih di dalam dan di serambi masjid. Baru saja hendak memakai kaos kaki Marsidin dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundak kanannya dari belakang. Ternyata Sarmidi. Keduanya langsung bersalaman erat. Sungguh pertemuan yang tak terduga. Hampir sepuluh tahun Marsidin tidak bertemu dengan Sarmidi. Penampilan   dan gaya Sarmidi masih seperti dulu, rambutnya klimis dan pakaiannya rapi. Bajunya koko berbahan tebal dengan warna gelap, papan nama berlogo pemda dan namanya dengan gelar Drs. dan SH tersemat di dada kanannya. Di bawah namanya sederet angka yang diduga sebagai nomor induk pegawai. Tanpa harus bertanya, Marsidin menyimpulkan bahwa dia adalah pegawai pemda. Marsidin merasa minder berhadapan dengan teman yang telah sukses menjadi pegawai negeri. “Wih, keren,” ucap Marsidin menahan iri. “Alhamdulillah,” balas Sarmidi...

MONOLOG PAK TUA

Gambar
  Karya: Usman Hermawan Suatu sore di teras rumah. Sepasang suami istri telah mencapai usia tua. Tak punya anak. Tak pernah punya anak. Pernah punya anak angkat lalu meninggal. Mereka dipersalahkan dianggap tidak becus merawat anak. Mereka trauma sehingga tak berani dan tidak dipercaya orang mengadopsi anak. Karena tak punya anak dan tak punya cucu, maka tak ada suara cucu yang memanggil mereka kakek dan nenek. Nenek masuk, tanpa iringan musik. Duduk. Tangannya mengusap-ngusap sehelai kain. Dia memasukkan benang ke jarum, setelah masuk dia menjahit kain. Pikirannya sibuk. Dia enggan berkata-kata. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya sampai pentas berakhir. Berselang sekitar dua menit masuklah Pak Tua masuk diiringi lagu “Pak Tua”. Setelah musik mengecil dan mati. Pak tua mulai bicara: Mun, maafkan aku tidak membawamu ke kehidupan yang glamor seperti orang-orang yang pura-pura kaya di zaman ini. Keadaan mengajarkan kita untuk hidup secara sederhana, tidak neko-neko. ...