[Memoar] Ada Ular dalam Saku (bagian 2)

Lanjutan Inilah tantangan yang memaksa aku “naik kelas” dengan sebutan dosen. Namun kemudian ada yang membuat aku kecewa. Kukira soal nilai mahasiswa menjadi otoritasku sebagai pengajar. Aku pun pasti akan menyesuaikan predikat apa yang harus aku berikan, A, B, C, atau D. Aku tidak suka dengan rekayasa dan kecurangan. Yang terjadi adalah ketika menjelang ujian semester. Mereka ujiannya di kampus UNTIRTA Serang. Sebelumnya para dosen diminta membuat soal ujian. Aku masukkanlah soal ujian ke dalam amplop melalui koordinatop pelaksana program. Sekian hari kemudian, pada saatnya, aku pun mengawas ujian di UNTIRTA. Pergi pulang naik bus. Selesai ujian ada mahasiswa yang mengatakan kepadaku, “Pak soal dari bapak keluar.” Aku heran, kok mereka tahu soal dari aku. Aku didera keheranan dalam waktu yang lumayan panjang. Usut punya usut ternyata soal yang aku berikan dibedah di Sepatan. Pembedahan soal itu tanpa seizin aku. Bagiku itu pelecehan dan curang. Ketika aku mengungkapka...