PUISI | Gadis Penjual Kerupuk
Usman Hermawan
Dia
masih gadis, aku percaya itu
Usianya
di atas dua puluh,
Kukira
belum sampai tiga puluh
Karena
dia menjual kerupuk
Maka
aku menyebutnya
Gadis
penjual kerupuk, tanpa bermaksud merendahkan
Lagi
pula dia hanya membantu menjualkan kerupuk
dagangan
tantenya
karena
gara-gara kerupuk itulah hingga terjadi huru-hara
di
ruang batinku
Dia
termasuk dalam kelompok sepuluh besar
dari
perempuan penuh pesona di kantorku
Agak
sulit jika dicari kekurangannya
Pesonanya
anggun memikat hati
Kukira
terlalu bodoh jika laki-laki lajang
mengabaikannya
Suatu
hari dia menawarkan kerupuk kepada orang sekantor
Ternyata
responnya bagus dagangannya laris
Harganya
lima ribu per kantong
aku
membeli tiga, lumayan buat teman makan nasi
atau
ngemil di rumah
Lain
hari dia menawarkan lagi
Aku
membeli lima
Kubayar
dengan uang seratus ribuaan
Karena
tak ada uang kembalian
Terpaksa
uang kembali ke tanganku
Karena
beragam kesibukan dia sukar ditemui
Punya
utang dua puluh lima ribu aku tak nyaman
Ditransfer
tidak boleh
Diantar
ke rumahnya tidak mau
Diajak
ketemu di taman kota tidak mau
Akan
kubayar di dalam bioskop tidak mau
Kerupuk
kumasukan dalam toples
Setiap
kali aku makan kerupuk ingat dia
Dalam
sehari lima sampai sepuluh kali
Makan
kerupuk ingat dia
Makan
kerupuk ingat dia
Bahwa
utang belum kubayar
Sebagian
waktu tersita untuk mengingat dia
Hghhhhhhhh
Komentar
Posting Komentar