Merasakan Panasnya Air di Cipanas
Teman-teman komunitas di grup WA kerap mengumumkan ajakan pergi ke tempat pemandian air panas di Cipanas, kabupaten Lebak. Namun aku tidak pernah berminat, selain karena riskan tidak diajak secara pribadi juga waktu keberangkatannya sore dan pulangnya tengah malam. Padahal rute Tenjo ke Cipanas belum pernah aku lalui. Jarak dari rumah tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan mobil pribadi, di google maps, tertera 37 km.
Kali ini timbullah keinginanku untuk pergi ke sana. Ada rasa
penasaran ingin merasakan berendam di air pemandian tersebut. Aku memilih
berangkat Sabtu pagi (26/4/2025) bersama keluarga, sekaligus ingin memberikan
pengalaman bagi istri dan kedua anakku. Alhamdulillah, kami semua dalam keadaan
sehat. Ongkos perjalanan, biaya masuk, biaya parkir, bayar “Pak Ogah”, dan uang
jajan diperkirakan cukup.
Walaupun rute arah sana terbilang bukan rute padat
kendaraan, perjalanan sedikit tersendat oleh pembongkaran jalan di sekitar
Kutruk, wilayah kabupaten Tangerang. Sekira setahun lalu lewat jalur itu juga
ada perbaikan jalan. Di sekitar stasiun Tenjo arus merayap akibat pembangunan
jembatan layang yang belum selesai. Selebihnya perjalanan lancar. Namun seperti
biasa dua anakku minta jajan. Sebelum sampai Jasinga kami berhenti di Indomaret
beberapa saat. Setelah itu mampirlah di pom bensin. Ini kali pertama juga sejak
punya mobil putih, tujuh bulan lalu, aku mengisi bensin pertalite karena baru
punya barkode pertamina. Aku membuatnya di SPBU Sangiang, bayar sukarela lima
puluh ribu. Mengerjakannya sendiri di aplikasi MyPertamina gagal terus,
sedangkan di jasa pembuatan barkode pertamina di online diminta seratus tujuh
puluh ribu. Aku tak mau.
Kondisi jalan bagus, tak ada yang rusak, terlebih rute dari
Tugu Singa Bundaran (Kecamatan Jasinga} ke Cipanas. Sepertinya jalannya belum
lama dirawat. Garis tepi dan tengah masih jelas. Pemandangan gunung-gunung di
kiri terlalu sayang jika diabaikan. Belasan kelokan jalan membuat mengendara
terasa berseni. Asik bagiku, tapi sepertinya tidak bagi si bungsu Amarilis. Dia
muntah, seketika wajahnya layu. Segeralah dia dipangku mamanya. Mamanya juga
pusing. Sementara itu, si kakak Naira tetap tidur di kasur tiup yang terpasang
di jok tengah.
Alamat tepatnya Jalan Rangkasbitung-Bogor, KM 37, Jalan
Nasional 1, Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten. Namanya tempat
pemandiannya Air Alam Cipanas Tirta Lebak Buana. Akibat kurang fokus ke google
maps perjalanan terlewat kurang dari seratus meter. Putar balik, jalan, belok
kanan. Petugas menjaga di gerbang masuk. Dihitungnga kami, empat orang. “Lima
puluh lima ribu,” katanya. Kukira, rinciannya perorang sepuluh ribu, tambah
biaya parkir lima belas ribu. Kami melaju mencari tempat parkir.
Beberapa meter kami berjalan kaki menuju lokasi. Aku agak
kaget. Faktanya tak seperti yang kubayangkan.
Sebuah kolam kecil berkedalaman setengah meter berisi anak-anak, airnya
keruh, tapi hangat. Disebelahnya kolam selehar orang dewasa dengan airnya yang sedang
diisi baru mencapai sekira sebetis orang dewasa. Airnya bening dan panas sekali,
tak ada bau belerang. Aku sempat heran, apakah kami salah masuk. Aku bertanya
kepada seorang pedagang asongan, katanya ada juga kolam pemandian lain di dekat
situ. Ternyata ada juga orang lain yang seperti aku. Untuk meyakinkan aku pun
bertanya kepada seorang rekan yang pernah datang. Didapatlah kepastian bahwa
betul itu tempatnya. Ukuran kolamnya terbilang kecil dibanding dengan kolam
renang pada umumnya. Di setiap area sisi kolam terdapat tempat duduk dan gazebo
gratis untuk pengunjung. Ada sejumlah warung jajan yang mengediakan aneka
makanan jajanan termasuk kopi.
Kubiarkan dua anakku bermain air. Kupikir-pikir untuk
berendam atau tidak sebab kolam utama terisi penuhnya masih lama mungkin sampai
sore. Daripada tidak mengalami berendam di air panas lebih baik aku menemani
anakku. Hal serupa dilakukan juga oleh orang lain. Ya, aku pun ikut merendam,
istriku menyusul. Di bagian sisi atas kolam ada pipa yang memancarkan air panas
beberapa lubang kecil. Dengan begitu
panas air kolam terjaga. Kedua anakku sangat menikmati. Mereka memang gemar
bermain air. Saat ada tempat lowong aku duduk di bawah pancuran air panas. Agar
tidak kepanasa, kusibak-sibakkan air kolam ke kepala.
Seperti yang lazim diketahui bahwa manfaat dari Pemandian
Air Panas Alami yaitu: Menghilangkan Stress Berendam di air panas dengan
temperatur 30 – 35 derajat Celcius membantu untuk meredakan ketegangan tubuh;
Detox Racun Tahukah kamu bahwa berendam di air panas dapat membuka pori –
pori?; Membantu Mengobati Penyakit Kulit; Meringankan Flu dan Sakit Kepala;
Membantu Kondisi Insomnia; Membantu Melancarkan Sirkulasi Darah; Mengobati
Jerawat; dan Membantu Penyakit Muskuloskeletal. (Sumber: https://www.alodokter.com).
Aku berharap berendam kali ini berdampak baik bagi kesehatanku. Semua orang
pasti berharap seperti itu.
Azan berkumandang. Aksi berendam kami akhiri dan menuju
ruang bilas dan salin. Ternyata tersedia banyak ruang salin dan bilas, serta
gazebo yang nyaman untuk berkumpul. Hal itu juga menegaskan bahwa kami tidak
salah sasaran. Tarif ruang bilas/salin
tiga ribu rupiah. Kami berdua dewasa dan dua anak, membayar sepuluh ribu.
Kami salat zuhur. Air wudunya panas. Tak berapa lama
kemudian kami pun pulang melalui rute yang sama. Jika aku renung-renungkan.
Katanya, pengunjung banyaknya malam hari. Malam memang waktu ideal untuk
berendam di air panas. Bahkan enak juga jika berendam saat hujan. Berbeda
dengan siang, panasnya dari atas dan dari bawah, sehingga airnya terasa amat panas.
Tak ada yang kuat. Namun jika melihat
sebagian besar konsumennya, bahwa meraka adalah orang-orang penyakitan yang datang
kesitu untuk meningkatkan kesembuhan. Semoga saja tidak saling menularkan. Terlepas
dari hal yang mengkhawatirkan, tarifnya memang terjangkau banyak orang.[]
Komentar
Posting Komentar